Jumat, 03 Juli 2020

PPDB SMKN 2 KENDARI 2020/2021

Tahun pelajaran 2020/2021 ini penerimaan peserta didik baru (PPDB) unutk tingkat SMA dan SMK lingkup dinas pendidikan dan kebudayaan propinsi Sulawesi Tenggara menggunakan sistem Online melalui situs https://sultra.siap-ppdb.com. untuk tingkat SMA ada lima jalur yang dapat dipilih oleh setiap calon siswa masing-masing :

  1. Jalur Zonasi 

    • Seleksi calon peserta didik baru kelas 10 (sepuluh) SMAN, dilakukan dengan memprioritaskan jarak, dan akses t e rd e k a t tempat tinggal ke SMAN yang dipilih; 

    • Jarak tempat tinggal terdekat dimaksud adalah dihitung berdasarkan jarak darat/laut dan udara dari alamat domisili menuju ke sekolah, yang tertera dalam kartu keluarga; 

    • Jika jarak tempat tinggal calon peserta didik sama, maka seleksi untuk pemenuhan kuota/daya tampung menggunakan usia peserta didik berdasarkan surat keterangan lahir atau akta kelahiran dengan prioritas usia yang lebih tua; 

    • Setiap hari selama masa pendaftaran, satuan pendidikan mengumumkan urutan kedudukan siswa pada daftar calon yang akan diterima.

  2. Seleksi jalur afirmasi: 

    • Seleksi calon peserta didik jalur afirmasi diperuntukkan bagi peserta didik yang berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu; 

    • Calon peserta didik jalur afirmasi berdomisili di dalam dan di luar wilayah zonasi sekolah yang bersangkutan; 

    • Calon peserta didik jalur afirmasi harus dibuktikan keikutsertaan dalam program penanganan keluarga tidak mampu dari pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah dan wajib dilengkapi dengan surat pernyataan orang tua/wali peserta didik yang menyatakan bersedia diproses secara hukum apabila terbukti memalsukan bukti keikutsertaan dalam program penanganan keluarga tidak mampu dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.

  3. Seleksi jalur perpindahan tugas orangtua/wali diprioritaskan : 

    • Perpindahan antar Provinsi; 

    • Perpindahan antar Kabupaten/Kota; 

    • Calon peserta didik yang mendaftar lebih awal. 

  4. Seleksi jalur prestasi lomba/penghargaan : 

    • Dasar Seleksi Jalur Prestasi Lomba Penghargaan 

    • Kejuaraan/lomba Internasional 1, 2, 3 dan Nasional 1,2,3 langsung lulus; 

    • Jumlah skor prestasi tertinggi. 

    • Bilamana skor sama prioritas pendaftar lebih awal.

  5.  Seleksi Jalur prestasi nilai raport menggunakan nilai rata-rata raport semester 1,2,3,4, dan 5 dari 

    SMP/MTs sederajat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA; 

    • Tambahan Nilai Kejuaraan (NK) sesuai ketentuan; 
    • Setiap hari selama masa pendaftaran setiap satuan pendidikan mengumumkan urutan kedudukan siswa pada daftar calon yang 

      akan diterima. 
    • Apabila jumlah pendaftar melebihi daya tampung, akan diseleksi berdasarkan prioritas Nilai rata-rata raport 

Untuk tingkat SMK hanya menggunakan satu jalur yaitu Reguler dengan meninput nilai raport semester 1 sampai 5 untuk mapel Matematika, Bhs Indonesia, Bhs Inggris dan IPA dan setelah dirta-ratakan akan didapat nilai akhir (NA) yang akan urut mulai yang tertinggi sampai terendah sampai kuota terpenuhi untuk setiap jurusan. setiap calon siswa dapat memilih 3 jurusan atau kompetensi keahlian.   

SMK Negeri 2 kendari Tahun pelajaran 2020/20201 membuka 13 Kompetensi Keahlian (Komli) yang tergabung dalam 7 Program keahlian (Progli) dengan jumlah siswa yang akan diterima adalah :

1. Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan 36


2. Bisnis Konstruksi dan Properti 36


3. Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan 72


4. Teknik Instalasi Tenaga Listrik 108


5. Teknik Energi Surya, Hidro dan Angin 36


6. Teknik Pemesinan 72


7. Teknik Pengelasan 36


8. Konstruksi Gedung, Sanitasi dan Perawatan 36


9. Teknik Kendaraan Ringan Otomotif 36


10. Teknik dan Bisnis Sepeda Motor 36


11. Teknik Alat Berat 36


12. Teknik Audio Video 72


13. Teknik Geomatika 36


TOTAL 648
        
Adapun jadwal kegiatan PPDB 2020/20201 adalah sebagai berikut :


KEGIATANLOKASIHARI/TGLWAKTU
  Pendaftaran OnlineOnline22 Juni - 4 Juli 202024 jam (Pendaftaran hari terakhir maksimal jam 16.00 WITA)
  Verifikasi Berkas/Data Pendaftaran OnlineSekolah22 Juni - 4 Juli 202024 jam (Verifkasi hari terakir maksimal jam 23.59 WITA)
  Pengumuman Hasil AkhirSekolah dan Online8 Juli 202010:00 WITA
  Daftar UlangSekolah tempat diterima / Online8 - 9 Juli 202009:00 - 23:59 WITA (Jadwal menyesuaikan Sekolah)
  Pelaksanaan Masa PLSSekolah13 - 15 Juli 202008:00 WITA (Jadwal menyesuaikan Sekolah)
Minat mayarakat untuk memasukan anak-anak mereka ke SMKN 2 Kendari cukup tinggi dengan terpenuhi kuota jumlah calon siswa sebanyak 648 orang yang tersebar dalam 18 rombongan belajar yang merupakan siswa yang terbanyak di kota kendari baik untuk tingkat SMA maupun SMK. 

Rabu, 13 Mei 2020

PENGUKURAN TITIK-TITIK DETAIL


Untuk keperluan pengukuran dan pemetaan selain pengukuran Kerangka Dasar Vertikal yang menghasilkan tinggi titik-titik ikat dan pengukuran Kerangka Dasar Horizontal yang menghasilkan koordinat titik-titik ikat juga perlu dilakukan pengukuran titik-titik detail untuk menghasilkan data koordinat dan tinggi titik  yang tersebar di permukaan bumi yang menggambarkan situasi daerah pengukuran.
Dalam pengukuran titik-titik detail prinsipnya adalah menentukan koordinat dan tinggi titik-titik detail dari titik-titik ikat. Metode yang digunakan dalam pengukuran titik-titik detail adalah metode offset dan metode tachymetri. Namun metode yang sering digunakan adalah metode Tachymetri karena Metode tachymetri ini relatif cepat dan mudah karena yang diperoleh dari lapangan adalah pembacaan rambu, sudut horizontal (azimuth magnetis), sudut vertikal (zenith atau inklinasi) dan tinggi alat. Hasil yang diperoleh dari pengukuran tachymetri adalah posisi planimetris X, Y dan ketinggian Z.

Metode pengukuran offset
Metode offset adalah pengukuran titik-titik menggunakan alat alat sederhana yaitu pita ukur  dan yalon. Pengukuran untuk pembuatan peta cara offset menggunakan alat utama pita ukur, sehingga cara ini juga biasa disebut cara rantai (chain surveying).
Dari jenis peralatan yang digunakan ini, cara offset biasa digunakan untuk daerah yang relatif datar dan tidak luas, sehingga kerangka dasar untuk pemetaanyapun juga dibuat dengan cara offset. Peta yang diperoleh dengan cara offset tidak akan menyajikan informasi ketinggian rupa bumi yang dipetakan.  
Cara pengukuran titik detil dengan cara offset ada tiga cara:

1.                   Cara siku-siku (cara garis tegak lurus)
2.                   Cara mengikat (cara interpolasi)
3.                   Cara gabungan keduanya.  
Metode pengukuran tachymetri 
Metode tachymetri adalah pengukuran menggunakan alat-alat optis, elektronis, dan digital. Pengukuran detail cara tachymetri dimulai dengan penyiapan alat ukur di atas titik ikat dan penempatan rambu di titik bidik. Setelah alat siap untuk pengukuran, dimulai dengan perekaman data di tempat alat berdiri, pembidikan ke rambu ukur, pengamatan azimuth dan pencatatan data di rambu BT, BA, BB serta sudut miring . Metode tachymetri didasarkan pada prinsip bahwa pada segitiga-segitiga sebangun, sisi yang sepihak adalah sebanding. 
Kebanyakan pengukuran tachymetri adalah dengan garis bidik miring karena adanya keragaman topografi, tetapi perpotongan benang stadia dibaca pada rambu tegak
lurus dan jarak miring "direduksi" menjadi jarak horizontal dan jarak vertikal. 
Pada gambar, sebuah transit dipasang pada suatu titik dan rambu dipegang pada titik tertentu. Dengan benang silang tengah dibidikkan pada rambu ukur sehingga tinggi t sama dengan tinggi theodolite ke tanah. 
Sudut vertikalnya (sudut kemiringan) terbaca sebesar a. Perhatikan bahwa dalam pekerjaan tachymetri tinggi instrumen adalah tinggi garis bidik diukur dari titik yang diduduki (bukan TI, tinggi di atas datum seperti dalam sipat datar). Metode tachymetri itu paling bermanfaat dalam penentuan lokasi sejumlah besar detail topografik, baik horizontal maupun vetikal, dengan transit atau planset. Di wilayah-wilayah perkotaan, pembacaan sudut dan jarak dapat dikerjakan lebih cepat dari pada pencatatan pengukuran dan pembuatan sketsa oleh pencatat. 

Selasa, 12 Mei 2020

MELAKSANAKAN PENGUKURAN POSISI VERTIKAL

Pengukuran Posisi vertikal atau pengukuran Kerangka dasar  vertikal adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui beda tinggi dan tinggi suatu titik diatas permukaan bumi yang diukur terhadap bidang rujukan tertentu. Bidang ketinggian rujukan ini biasanya berupa ketinggian muka air laut rata-rata (mean sea level - MSL) atau ditentukan lokal.
Ada 3 cara yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran ini yaitu :

1.    Metode sipat datar  

Metode Spat datar adalah Mengukur tinggi garis bidik alat sipat datar optis di lapangan menggunakan Pesawat Penyipat Datar (PPD) dan Rambu ukur.  Syarat utama dari Pesawat penyipat datar sebelum digunakan harus di seting sehingga memenuhi syarat :
  •   Sumbu I tegak lurus sumbu II ( sumbu I vertical)
  •   Benang silang mendatar tegak lurus sumbu I
  •     Garis bidik sejajar dengan garis arah nivo


Peralatan yang digunakan untuk pengukuran dengan metode sipat datar ini adalah :


  • Pesawat Penyipat datar (PPD)















  •     Statif atau tripod













  • Rambu Ukur atau Bak ukur















  • Pita ukur atau meteran















Menentukan beda tinggi dengan menggunakan metode sipat datar dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
a)      Alat ditempatkan diatas titik / stasion yang di ketahui ketinggiannya
b)      Alat ditemapatkan diantara 2 titik
c)      Alat ditempatkan diluar titik

Metode sipat datar merupakan metode yang paling teliti dibandingkan dengan metode trigonometris dan barometris


2.   Cara trigonometris atau tachimetri

Cara trigonomeris atau tachimetri digunakan untuk menentukan ketinggian titik-titik detail dengan menggunakan peralatan sebagai berikut :

  •    Pesawat theodolite




















  • Statif atau tripod













  • Yalon














3.  Metode pengukuran Barometris

Pengukuran Barometris pada prinsip-nya adalah mengukur beda tekanan atmosfer. Pengukuran tinggi dengan menggunakan metode barometris dilakukan dengan menggunakan sebuah barometer sebagai alat utama. Cara ini jarang digunakan karena hasilnya tidak teliti 











materi ini merupakan salah satu materi yang akan dipelajari pada mata pelajaran Survei Terestis Geomatika 

Minggu, 10 Mei 2020

MELAKSANAKAN PENGUKURAN POSISI HORISONTAL

A. Tujuan Pengukuran posisi horizontal
Pengukuran posisi horizontal atau biasa disebut pengukuran kerangka dasar horizontal bertujuan untuk mendapatkan hubungan mendatar antara titik-titik yang diukur diatas permukaan bumi. Kerangka dasar horizontal adalah titik-titik utama dalam pembuatan peta sebagai titik ikat untuk pembuatan titik detail.
B. Jenis pengukuran posisi horizontal
Dalam pengukuran posisi horizontal pada dasarnya adalah menentukan koordinat titik-titik yang diukur. Pengukuran posisi horizontal  terbagi dalam dua jenis pengukuran yaitu :
(1). Cara menentukan koordinat satu titik yaitu pengukuran yang dilakukan untuk suatu wilayah yang sempit dan hanya mencari koordinat dari satu titik tertentu saja. Cara ini terbagi lagi menjadi dua metode yaitu :
(a). Metode mengikat ke muka pada titik tertentu yang diukur adalah titik yang ada dititik pengikat. Pengikatan ke muka dilakukan dengan cara theodolite di berdiri diatas patok/titik yang diketahui koordinatnya dan rambu ukur diletakan di titik yang ingin di ketahui koordinatnya.
(b). Metode mengikat ke belakang pada titik tertentu dan yang diukur adalah sudut-sudut yang berada di titik yang akan ditentukan koordinatnya. Pengikatan ke belakang dilakukan dengan cara theodolite berdiri di titik yang akan dicari koordinatnya sedangkan rambu ukur berada dititik yang diketahui koordinatnya. Pada cara ini ada dua cara hitungan yang digunakan yaitu cara Collins yang menggunakan satu lingkaran sebagai bentuk geometrik pembantu dan cara Cassini yang menggunakan dua lingkaran sebagai bentuk geometrik pembantu.
(2).  Cara menentukan koordinat lebih dari satu  titik pengukuran.    Cara      ini terbagi lagi menjadi beberapa cara pengukuran yaitu :
(a). Cara poligoon yang digunakan apabila titik-titik yang akan  dicari   koordinatnya terletak memanjang/menutup sehingga membentuk segi banyak (poligoon)
(b). Cara triangulasi yaitu digunakan apabila daerah pengukuran mempunyai panjang dan lebar yang sama / hampir sama maka dibuat jaring segitiga. Pada cara ini sudut yang diukur adalah sudut dalam tiap-tiap segitiga
(c). Cara trilaterasi yang digunakan apabila daerah yang akan diukur mempunyai panjang dan lebar yang berbeda. Dibuat rangkaian segitiga  kemudian yang diukur adalah panjang sisi-sisi segitiga.
(d). Cara kwadrilateral yaitu sebuah bentuk dari segi empat panjang tak  beraturan yang seluruh panjang dan lebarnya diukur.

Dari beberapa jenis pengukuran posisi horizontal yang telah disebutkan diatas maka akan dibahas jenis pengukuran yang sering digunakan yaitu pengukuran poligon.

PENGUKURAN POLIGON

A.   Pengertian
Untuk pemetaan daerah kecil titik-titik kerangka dasar pada umumnya diukur dengan metode poligoon. Poligoon adalah serangkaian garis yang menghubungkan titik-titik diatas permukaan bumi yang panjang dan arahnya diketahui dari pengukuran dilapangan. Tujuan pengukuran poligoon adalah :
Ø  Menentukan koordinat suatu titik diatas permukaan bumi
Ø  Merapatkan titik kerangka pengukuran yang telah ada
Ø  Sebagai kerangka pengukuran dan pemetaan
Ø  Pengukuran perencanaan jalan
Ø  Pengukuran perhitungan volume galian/timbunan
Untuk menentukan koordinat suatu titik dengan cara poligoon maka harus diketahui data sebagai berikut :
Ø  Koordinat awal/akhir (diketahui dari pengukuran sebelumnya atau ditentukan sendiri)
Ø  Azimuth awal, jarak dan sudut datar (diukur dilapangan)

B.   Metode pengukuran poligoon
Pengukuran Poligon ini dapat dilakukan dengan beberap cara atau metode pengukuran yaitu :
 1.      Pengukuran Poligoon tertutup
Poligoon tertutup membentuk daerah yang tertutup dan dibatasi oleh titik-titik pengukuran sehingga titik awal akan berimpit dengan titik akhir pengukuran. Poligoon tertutup ini dapat diukur sudut dalam maupun sudut luar dari rangkaian poligoon. 

                                          
                                    
                   

Gambar 1. Pengukuran poligon tertutup dengan mengukur sudut  luar


                       

 Gambar 2. Pengukuran poligon tertutup dengan mengukur sudut  dalam

Untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan pengukuran maka diadakan koreksi pada sudut datar dan koordinat dengan cara sebagai berikut :
·      Koreksi pada sudut datar :
ƒβ = ∑β – (n+2).180o                            diukur sudut luar         
ƒβ = ∑β – (n - 2).180o                          diukur sudut dalam

Dengan :     
  ƒβ  = koreksi sudut datar
                 ∑β = Jumlah sudut datar
                  n  = Jumlah titik pengukuran

·      Koreksi pada Absis :

                       ƒx  =  ∑d.sin α / n

                                             
Dengan :                     
  ƒx  = koreksi pada absis
∑d = Jumlah jarak x sin α
 n  = Jumlah titik pengukuran

·      Koreksi pada ordinat 
        ƒy  =  ∑d.cos α / n
                                      
               Dengan :                     
 ƒy   = koreksi pada ordinat
                ∑d   = Jumlah jarak
                  n   = Jumlah titik pengukuran

Sudut jurusan atau azimuth dari P1 ke P2 (αP1P2) di dapat dari hasil pengukuran dilapangan dengan  bantuan kompas sedangkan azimuth untuk titik yang lain dihitung dengan persamaan :
αP2P3 = αP1P2 + βP2 ± 180°
αP3P4 = αP2P3 + βP3 ± 180° dst
Koordinat titik awal (P1) dapat menggunakan koordinat lokal (ditentukan sendiri) atau menggunakan koordinat yang sudah ada jika titik tersebut merupakan titik BM sedangkan koordinat titik yang lain dihitung dengan rumus :
XP2 = XP1 + d23.sin α + ƒx
YP2 = Yp1 + d23.cos α + ƒy
XP3 = XP2 + d34.sin α + ƒx
YP3 = YP2 + d34.sin α + ƒy   dst.

2.      Pengukuran Poligoon terbuka
      


                         Gambar 3. Pengukuran Poligon terbuka    

Pengukuran poligon terbuka membentuk jalur pengukuran yang terbuka sehingga titik awal dan titik akhir dari pengukuran tidak berimpit. Pengukuran poligon terbuka terdiri dari beberapa metode pengukuran yaitu :
(a). Pengukuran poligon terbuka bebas
Pada pengukuran ini diukur sudut dan jarak serta tidak mengikat pada titik yang diketahui koordinatnya maupun azimutnya sehingga data hasil pengukuran tidak dapat dikontrol dengan koreksi. Penentuan koordinat menggunakan koordinat lokal yang nilainya ditentukan sendiri oleh juru ukur (surveyor)
(b). Pengukuran poligoon terbuka/terikat sebagian
Pengukuran ini dilakukan dengan mengikat pada satu titik pengukuran yang diketahui koordinatnya dan satu sudut jurusan atau dua titik yang diketahui koordinatnya biasanya titik awal dan titik akhir pengukuran. Untuk mengontrol data hasil pengukuran hanya dapat dikoreksi pada salah satu unsur yaitu sudut atau jarak/koordinat saja tergantung dari data awal yang diketahui apakah koordinat awal dan akhir atau azimuth awal/akhir.
(c). Pengukuran poligoon terbuka / terikat sempurna
Pengukuran ini mengikat pada dua titik awal dan dua titik akhir yang diketahui koordinatnya sehingga azimuth awal dan azimuth akhir dapat dihitung koreksi data hasil pengukuran dilakukan sebagai berikut :
        

      
Gambar 4. Poligon terbuka terikat sempurna dengan sudut datar   diukur sebelah kiri     

Jika pengukuran yang dilakukan mengukur sudut disebelah kiri (pesawat diputar berlawanan arah jarum jam) maka koreksi pada sudut datar dihitung dengan persamaan :                                                                                     
 ƒβ = (α akhir - α awal ) - n.180° +  ∑β

Dengan :
               ƒβ  = koreksi sudut datar
              ∑β   = Jumlah sudut datar
                n   = Jumlah titik pengukuran
          α akhir = azimuth awal
          α awal  = azimuth akhir

  
          
Gambar 5. Poligon terbuka terikat sempurna dengan sudut datar   diukur sebelah kanan  
  
Jika pengukuran yang dilakukan mengukur sudut disebelah kanan (pesawat diputar searah jarum jam) maka koreksi pada sudut datar dihitung dengan persamaan :
ƒβ = (α awal - α akhir ) - n.180° +  ∑β
Dengan :
               ƒβ  = koreksi sudut datar                    
              ∑β   = Jumlah sudut datar
                n   = Jumlah titik pengukuran
          α akhir = azimuth awal   
          α awal  = azimuth akhir    
Untuk koreksi pada absis dan ordinat kedua bentuk pengukuran poligon terbuka terikat sempurna ini menggunakan cara yang sama yaitu :
·         Koreksi pada absis :
ƒX =(X akhir – X awal ) - ∑d sin α
      X akhir = koordinat akhir    
  X awal = Koordinat awal     
   ∑d = Jumlah jarak x sin α    
     n = Jumlah titik pengukuran    
Hasil dari koreksi ini dbagikan kepada setiap titik pengukuran sehingga setiap titik mendapatkan koreksi sebesar :
X = ƒX / n   
·         Koreksi pada ordinat  :
ƒY = (Y akhir – Y awal ) - ∑d cos α
             Y  akhir = koordinat akhir     
        Y awal = Koordinat awal 
  ∑d = Jumlah jarak x sin α    
               n = Jumlah titik pengukuran           
Hasil dari koreksi ini dbagikan kepada setiap titik pengukuran sehingga setiap titik mendapatkan koreksi sebesar :
Y = ƒY / n   
Sudut jurusan atau azimuth awal dari A ke B (αAB) dan azimuth akhir dari C ke D (αCD)dihitung dengan persamaan :
        αAB =  arc Tg    (XB– XA)
                                (YB– YA)

        αCD =  arc Tg    (XD– XC)
                                (YD– YC )

sedangkan azimuth untuk titik yang lain dihitung dengan persamaan :
 αBP1  = αAB +  βP1 ± 180°
αP1P2 = αBP1+  βP2 ± 180° dst
Demikianlah dasar teori dari salah satu mata pelajaran yang diajarkan Program Keahlian Teknik Geomatika dan geospasial yaitu mata pelajaran Survei terestis Geomatikas SMKN 2 Kendari.


PPDB SMKN 2 KENDARI 2020/2021

Tahun pelajaran 2020/2021 ini penerimaan peserta didik baru (PPDB) unutk tingkat SMA dan SMK lingkup dinas pendidikan dan kebudayaan propins...